Kamis, 04 Desember 2014

Pribadi yang Bukan Pribadi-Ku

Atha terdiam, melihat keadaan sekitar. Adzan Isya' baru saja menggema,namun ia tak bergegas berwudhu untuk menunaikan kewajibannya. Mungkin ada suatu alasan yang membuat dia menanggalkan kewajibannya.Tangan mungilnya yang sudah mulai terlihat tumbuh menjadi seorang berumur 19 tahun menekan tombol play pada sebuah applikasi yang berfungsi sebagai penangkap sinyal radio.
Tak kunjung berfungsi, ada apa? "aah.." keluhnya. Dia tersadar, dia lupa memasang hal yang penting, handset. Yang berfungsi untuk mencari sinyal radio, agar radio di handphone barunya dapat berfungsi secara maksimal.Dia beranjak berdiri untuk mengambil handset yang jaraknya hanya berapa meter dari dia duduk. Tiba-tiba dia terhuyung hilang kendali ketika berdiri. Dia menghela nafas menganggap hal tadi bukanlah masalah yang serius dan tak perlu berlebihan memikirkannya. Dia memasang handset pada slot yang sudah disediakan. Memutar salah satu stasion radio favoritnya, dia juga memiliki cita-cita agar dia bisa jadi salah satu bagian dari radio itu suatu saat nanti. Sebenarnya di sini Hayati telah hidup sekitar empat bulan, waktu yang cukup bukan untuk seseorang menyesuaikan diri? ya seharusnya memang begitu, tetapi kenyataannya lain. Entah hal apa yang membuat Hayati merasa belum menemukan yang dia cari selama ini. Seperti menjadi pribadi yang bukan pribadinya. Dia menjadi seorang yang susah bergaul, tertutup dan hanya berbicara seperlunya.Sangat kontras dengan pribadinya sewaktu masih hidup di kota kelahiran. Di kota perjuangan ini seperti ada yang membelenggunya entah hal apa itu. mungkin di sini dia dituntut untuk lebih berhati-hati. Berhati-hati dalam apaapun, bertindak, berpikir sekaligus berucap. Di sini dia dewasa, lebih mendekatkan kepada Yang Maha Kuasa. Berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Tiba-tiba suara anak-anak satu atap kos saling bersahut membuyarkan lamunannya. Hayati harus ingat tujuan utama dia, ketika dia merasa malas maka dia mengingat orang tua di kota kelahiran yang tak kenal lelah mencari nakah untuk membiayai dirinya.Atha tersenyum berharap besok ada beberapa kebaikan yang bisa dia lakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar