Rabu, 10 Desember 2014

PETASAN HANA DENGAN HANI (Pemuda Berantas Penyebaran HIV & AIDS dengan Keteguhan Iman)


http://www.detikkeprinews.com/wp-content/uploads/aids.jpg



Di dunia ini pasti tidak ada yang menginginkan sakit. Siapapun ingin sehat baik jasmani maupun rohani. Sakit adalah menurunnya stamina dalam tubuh dan adanya gangguan pada kesehatan. Biasanya sebuah penyakit yang hendak menyerang tubuh kita pasti memiliki ciri-ciri tersendiri sebelum penyakit itu semakin parah, sehingga kita yang menyadari datangnya penyakit itu bisa melakukan pencegahan lebih awal, jadi sakit yang kita derita tidak semakin parah. Bahkan ada pepatah yang mengatakan, “Mencegah lebih baik dari pada mengobati”.
Bicara soal penyakit, adakah penyakit di dunia ini yang tidak ada obatnya? Mungkin saja ada, bahkan bisa dikatakan banyak. Siapa yang tidak tahu penyakit nomor satu di dunia yang sudah berskala internasional, bahkan hingga ada hari khusus untuk memperingati hari penyakit tersebut? Penyakit tersebut tidak lain ialah AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Penyakit ini sebabkan oleh virus HIV. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus yang “tidur” pada tuduh penderita ini menyerang sistem imun dengan merusak sel darah putih secara bertahap. Dan ketika virus HIV ini “bangun” menjelma menjadi sebuah penyakit yang disebut dengan AIDS. Si penderita yang terkena virus HIV baru menyadari kalau ternyata dia positif HIV setelah penyakitnya berada pada stadium yang sudah tidak bisa ditangani lagi atau stadium akhir, dan itu berarti ia telah terjangkit AIDS. Penyakit ini dengan sukses menggerogoti tubuh penderita sehingga menyebabkan penderita terserang berbagai macam penyakit, karena system kekebelan tubuh sudah rusak dan akhirnya perlahan-lahan berujung pada kematian.
Selama virus HIV “tidur” dalam tubuh penderita, penderita cenderung tidak menyadari bahwa di dalam tubuhnya terdapat virus HIV dan tanpa sengaja dapat menyebar luaskan virus ini kepada orang-orang yang ada di sekitarnya. Penderita cenderung hidup normal seperti orang sehat kebanyakan. Karena virus HIV baru bisa dikenali setelah rentan waktu bertahun-tahun. HIV meyebar melalui cairan penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina dan cairan-cairan lainnya. Tapi HIV tidak menular melalui keringat atau urin. Jadi jangan jauhi orangnya tetapi penyakitnya! HIV belum ditemukan obatnya bahkan bisa dikatakan tidak ada obat untuk memusnahkan virus ini. Pengobatan yang dilakukan hanya untuk membuat penderita yang terjangkit virus ini untuk hidup lebih lama.
Virus HIV dapat menular dari berbagai cara, penularan yang paling banyak terdapat pada ibu yang tanpa sengaja menularkan virus ini kepada bayi yang dikandungnya, karena bayi berinteraksi langsung dengan darah ibu yang telah positif HIV. Kedua, penularan HIV juga dapat melalui transfusi darah waktu kita melakukan donor darah. Ketiga, memakai barang seperti suntikan atau alat-alat perlengkapan untuk menyuntik yang telah dipakai oleh penderita positif HIV. Selain itu pergaulan bebas di luar nikah dan sering bergonta-ganti pasangan juga dapat menjadi pemicu menyebarnya virus mematikan ini.
Begitu bahayanya virus HIV yang tidak dapat disadari kedatangannya membuat kita sebagai pemuda patut untuk lebih peduli terhadap HIV dan AIDS. Karena kita adalah generasi muda penerus bangsa, yaitu Bangsa Indonesia. Telah kita ketahui bahwa HIV tidak ada obatnya, namun paling tidak ada cara untuk melakukan pencegahan penyebaran penyakit ini sebelum meluas. Kita sebagai pemuda yang peduli HIV dan AIDS harus mengenali penyakit ini dengan baik dan menjauhi semua hal yang dapat berpotensi menyebarkan virus HIV. Mengenali penyakit ini sedini mungkin sejak awal, gejala timbulnya virus HIV ditandai dengan flu yang tak kunjung sembuh, demam, nyeri dan merasa kelelahan tanpa sebab selama 1 atau 2 minggu. Pada dasarnya tanda-tanda yang muncul cenderung seperti sakit pada umumnya dan akan sembuh dengan sendirinya. Justru hal ini dapat menjadi tanda bahwa virus telah masuk ke tahap berikutnya. Virus HIV juga dapat menyebar dari berbagai cara, maka kita juga perlu mengetahui kemudian menghindari hal-hal yang dapat memicu timbulnya virus ini. Contohnya saja tidak melakukan seks bebas di luar nikah, hal ini dapat memicu terjadinya penyebaran virus HIV secara membabi buta, selain itu pada dasarnya seks bebas sudah menyalahi aturan. Tindakan seks bebas di luar nikah tidak sesuai dengan moral bangsa kita, lagi pula apabila di pandang melalui segi agama maupun negara juga sudah tidak etis. Apabila kita hendak melakukan transfusi darah atau melakukan suntikan hendaknya kita lebih jeli dan menanyakan langsung kepada petugas kesehatan apakah jarum yang digunakan telah diganti dengan yang baru.
HIV merupakan virus yang menyerang dari dalam, sehingga tidak ada gejala-gejala yang ditimbulkan secara fisik. Penderita seperti tidak sedang terkena penyakit. Bahkan lebih berbahaya jika penderita yang positif terjangkit virus ini tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap virus mematikan seperti HIV yang dapat menular melalui berbagai cara. Selain berusaha melakukan antisipasi penularan virus ini dengan cara menjauhi semua hal yang berpotensi menyebarkan virus HIV. Kita sebagai pemuda Indonesia yang peduli HIV dan AIDS juga harus meneguhkan dan mempertebal iman kita. Agama dan iman yang kuat terhadap Tuhan Yang Maha Esa juga diperlukan, sebab agama adalah sesuatu yang mengatur tata cara kehidupan manusia di muka bumi, baik manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, atau manusia dengan lingkungannya. Sehingga agama dan keimanan menjadi pondasi terpenting dalam hidup, sudah kita ketahui bahwa dengan iman dan agama hidup kita menjadi terarah dan mempunyai tujuan yang jelas. Semua agama pasti telah mempunyai ukuran mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang salah dan mana yang benar. Agama juga menjelaskan secara rinci hal-hal yang pantas untuk dilakukan dan tidak pantas untuk dilakukan. Maka dari itu kita sebagai pemuda Indonesia harus membangun pondasi agama kita agar iman yang kita miliki dapat berdiri kokoh dan teguh. Untuk mencapai iman yang kokoh dan teguh perlu adanya rutinitas beribadah dan pembekalan agama, baik di rumah maupun di sekolah. Dengan cara rutinitas ibadah dan pembekalan ini dapat sebagai sarana meningkatkan kadar keimanan pemuda. Diperlukannya juga peran orang tua untuk membimbing kita agar mendapat pembekalan agama di rumah dengan baik dan benar. Selain itu kita juga memerlukan adanya komunikasi yang baik, adanya saling keterbukaan dengan kedua orang tua. Sehingga apabila kita hendak salah mengambil langkah orang tua dapat menasehati dengan baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
 Apabila kita sudah memiliki iman yang kokoh dan teguh serta sifat keterbukaan terhadap orang tua melalui komunikasi tadi terjalin dengan baik, kita juga perlu berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melakukan hal-hal yang memicu tersebarnya virus HIV dan AIDS ini. Dengan begitu kita sebagai pemuda Indonesia dapat meminimalisir atau mengurangi tersebarnya virus HIV dan AIDS dengan cara Petasan Hana dengan Hani (Pemuda Berantas Penyebaran HIV & AIDS dengan Keteguhan Iman).” Meskipun HIV dan AIDS belum ditemukan obatnya, namun kita bisa melakukan pencegahan sejak dini dengan ketebalan iman dan keteraturan hidup. Selain itu kita juga tidak boleh menjauhi saudara-saudara kita yang terinfeksi atau terindikasi virus HIV dan AIDS, karena mereka butuh support dan doa dari kita. Semua hal itu secara tidak langsung akan menjadi motivasi saudara-saudara kita untuk tetap bertahan hidup dan bukan tidak mungkin penyakitnya akan diangkat oleh Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai manusia kita hanya bisa berusaha dan berdoa, karena sesungguhnya dibalik semua penyakit yang menimpa kita ada rahasia Tuhan yang kita tidak bisa mengetahuinya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar