![]() |
http://www.detikkeprinews.com/wp-content/uploads/aids.jpg |
Di dunia ini pasti tidak ada yang menginginkan sakit. Siapapun ingin
sehat baik jasmani maupun rohani. Sakit adalah menurunnya stamina dalam tubuh
dan adanya gangguan pada kesehatan. Biasanya sebuah penyakit yang hendak
menyerang tubuh kita pasti memiliki ciri-ciri tersendiri sebelum penyakit itu
semakin parah, sehingga kita yang menyadari datangnya penyakit itu bisa melakukan
pencegahan lebih awal, jadi sakit yang kita derita tidak semakin parah. Bahkan
ada pepatah yang mengatakan, “Mencegah lebih baik dari pada mengobati”.
Bicara soal penyakit, adakah penyakit di dunia ini yang tidak ada
obatnya? Mungkin saja ada, bahkan bisa dikatakan banyak. Siapa yang tidak tahu
penyakit nomor satu di dunia yang sudah berskala internasional, bahkan hingga
ada hari khusus untuk memperingati hari penyakit tersebut? Penyakit tersebut
tidak lain ialah AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Penyakit ini sebabkan oleh virus HIV. HIV adalah
singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus. Virus yang “tidur” pada tuduh penderita ini menyerang sistem imun
dengan merusak sel darah putih secara bertahap. Dan ketika virus HIV ini
“bangun” menjelma menjadi sebuah penyakit yang disebut dengan AIDS. Si
penderita yang terkena virus HIV baru menyadari kalau ternyata dia positif HIV setelah
penyakitnya berada pada stadium yang sudah tidak bisa ditangani lagi atau
stadium akhir, dan itu berarti ia telah terjangkit AIDS. Penyakit ini dengan sukses
menggerogoti tubuh penderita sehingga menyebabkan penderita terserang berbagai
macam penyakit, karena system kekebelan tubuh sudah rusak dan akhirnya
perlahan-lahan berujung pada kematian.
Selama virus HIV “tidur” dalam tubuh penderita, penderita cenderung
tidak menyadari bahwa di dalam tubuhnya terdapat virus HIV dan tanpa sengaja
dapat menyebar luaskan virus ini kepada orang-orang yang ada di sekitarnya.
Penderita cenderung hidup normal seperti orang sehat kebanyakan. Karena virus
HIV baru bisa dikenali setelah rentan waktu bertahun-tahun. HIV meyebar melalui
cairan penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina dan cairan-cairan
lainnya. Tapi HIV tidak menular melalui keringat atau urin. Jadi jangan jauhi
orangnya tetapi penyakitnya! HIV belum ditemukan obatnya bahkan bisa dikatakan
tidak ada obat untuk memusnahkan virus ini. Pengobatan yang dilakukan hanya
untuk membuat penderita yang terjangkit virus ini untuk hidup lebih lama.
Virus HIV dapat menular dari berbagai cara, penularan yang paling banyak
terdapat pada ibu yang tanpa sengaja menularkan virus ini kepada bayi yang
dikandungnya, karena bayi berinteraksi langsung dengan darah ibu yang telah
positif HIV. Kedua, penularan HIV juga dapat melalui transfusi darah waktu kita
melakukan donor darah. Ketiga, memakai barang seperti suntikan atau alat-alat
perlengkapan untuk menyuntik yang telah dipakai oleh penderita positif HIV.
Selain itu pergaulan bebas di luar nikah dan sering bergonta-ganti pasangan
juga dapat menjadi pemicu menyebarnya virus mematikan ini.
Begitu bahayanya virus HIV yang tidak dapat disadari kedatangannya
membuat kita sebagai pemuda patut untuk lebih peduli terhadap HIV dan AIDS.
Karena kita adalah generasi muda penerus bangsa, yaitu Bangsa Indonesia. Telah
kita ketahui bahwa HIV tidak ada obatnya, namun paling tidak ada cara untuk
melakukan pencegahan penyebaran penyakit ini sebelum meluas. Kita sebagai
pemuda yang peduli HIV dan AIDS harus mengenali penyakit ini dengan baik dan
menjauhi semua hal yang dapat berpotensi menyebarkan virus HIV. Mengenali
penyakit ini sedini mungkin sejak awal, gejala timbulnya virus HIV ditandai
dengan flu yang tak kunjung sembuh, demam, nyeri dan merasa kelelahan tanpa
sebab selama 1 atau 2 minggu. Pada dasarnya tanda-tanda yang muncul cenderung
seperti sakit pada umumnya dan akan sembuh dengan sendirinya. Justru hal ini
dapat menjadi tanda bahwa virus telah masuk ke tahap berikutnya. Virus HIV juga
dapat menyebar dari berbagai cara, maka kita juga perlu mengetahui kemudian
menghindari hal-hal yang dapat memicu timbulnya virus ini. Contohnya saja tidak
melakukan seks bebas di luar nikah, hal ini dapat memicu terjadinya penyebaran
virus HIV secara membabi buta, selain itu pada dasarnya seks bebas sudah
menyalahi aturan. Tindakan seks bebas di luar nikah tidak sesuai dengan moral
bangsa kita, lagi pula apabila di pandang melalui segi agama maupun negara juga
sudah tidak etis. Apabila kita hendak melakukan transfusi darah atau melakukan
suntikan hendaknya kita lebih jeli dan menanyakan langsung kepada petugas
kesehatan apakah jarum yang digunakan telah diganti dengan yang baru.
HIV merupakan virus yang menyerang dari dalam, sehingga tidak ada
gejala-gejala yang ditimbulkan secara fisik. Penderita seperti tidak sedang
terkena penyakit. Bahkan lebih berbahaya jika penderita yang positif terjangkit
virus ini tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap virus mematikan seperti HIV
yang dapat menular melalui berbagai cara. Selain berusaha melakukan antisipasi
penularan virus ini dengan cara menjauhi semua hal yang berpotensi menyebarkan
virus HIV. Kita sebagai pemuda Indonesia yang peduli HIV dan AIDS juga harus meneguhkan
dan mempertebal iman kita. Agama dan iman yang kuat terhadap Tuhan Yang Maha
Esa juga diperlukan, sebab agama adalah sesuatu yang mengatur tata cara
kehidupan manusia di muka bumi, baik manusia dengan Tuhan, manusia dengan
manusia, atau manusia dengan lingkungannya. Sehingga agama dan keimanan menjadi
pondasi terpenting dalam hidup, sudah kita ketahui bahwa dengan iman dan agama
hidup kita menjadi terarah dan mempunyai tujuan yang jelas. Semua agama pasti
telah mempunyai ukuran mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang salah dan
mana yang benar. Agama juga menjelaskan secara rinci hal-hal yang pantas untuk dilakukan
dan tidak pantas untuk dilakukan. Maka dari itu kita sebagai pemuda Indonesia
harus membangun pondasi agama kita agar iman yang kita miliki dapat berdiri
kokoh dan teguh. Untuk mencapai iman yang
kokoh dan teguh perlu adanya rutinitas beribadah dan pembekalan agama, baik di rumah maupun di sekolah. Dengan
cara rutinitas ibadah dan pembekalan ini dapat sebagai sarana meningkatkan kadar keimanan pemuda. Diperlukannya
juga peran orang tua untuk membimbing kita agar mendapat pembekalan agama di
rumah dengan baik dan benar. Selain itu kita juga memerlukan adanya komunikasi
yang baik, adanya saling keterbukaan dengan kedua orang tua. Sehingga apabila
kita hendak salah mengambil langkah orang tua dapat menasehati dengan baik agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Apabila kita sudah memiliki iman
yang kokoh dan teguh serta sifat keterbukaan terhadap orang tua melalui
komunikasi tadi terjalin dengan baik, kita juga perlu berusaha semaksimal
mungkin untuk tidak melakukan hal-hal yang memicu tersebarnya virus HIV dan
AIDS ini. Dengan begitu kita sebagai pemuda Indonesia dapat meminimalisir atau
mengurangi tersebarnya virus HIV dan AIDS dengan cara “Petasan Hana dengan Hani (Pemuda Berantas
Penyebaran HIV & AIDS dengan Keteguhan Iman).” Meskipun HIV dan
AIDS belum ditemukan obatnya, namun kita bisa melakukan pencegahan sejak dini
dengan ketebalan iman dan keteraturan hidup. Selain itu kita juga tidak boleh
menjauhi saudara-saudara kita yang terinfeksi atau terindikasi virus HIV dan
AIDS, karena mereka butuh support dan doa dari kita. Semua hal itu
secara tidak langsung akan menjadi motivasi saudara-saudara kita untuk tetap
bertahan hidup dan bukan tidak mungkin penyakitnya akan diangkat oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Sebagai manusia kita hanya bisa berusaha dan berdoa, karena sesungguhnya
dibalik semua penyakit yang menimpa kita ada rahasia Tuhan yang kita tidak bisa
mengetahuinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar