Rabu, 18 Mei 2016

Maafkan Orang yang Ter-"tidur"

Aku bukan seorang penulis, gaya bahasa ku bukan seperti novelis legendaris. Tahukah kamu kenapa terkadang menulis menjadi salah satu pilihan terbaik untuk lari. Karena dengan menulis aku bebas mengekspresikan diri. Pembaca pun bebas memaknai setiap kata dari tulisan yang aku hasilkan. Toh itu adalah interaksi pembaca dengan kata dari tulisanku, aku sudah lepas kendali akan itu. Aku sudah tidak bisa mengontrol mereka untuk mengartikan setiap tulisanku seperti makna yang aku artikan. Kamu, bebas untuk maknai setiap tulisanku.
Ada beberapa orang yang hidup, tapi mereka sedang tertidur. Tertidur yang tak biasa. Mereka tidur dengan suara-suara yang masih menyala disekitar alam nya. Suara music, suara film atau mungkin drama korea yang sedang in pada waktu itu. Apakah dunia masa depan memang seperti ini? Atau aku yang tidak bisa mengikuti perkembangan zaman? Apakah zaman sekarang aku hidup adalah zaman di mana orang semakin acuh akan terlihat semakin menarik. Bahasa kerennya COOL.

Aku menghela nafas, berjalan di lorong dengan lampu bolham yang masih menyala disudut selatan dan utara. Aku lagi-lagi bertemu dengan benda panjang di sisi selatan, yang seperti biasa selalu mengeluarkan bunyi jeritan manisnya, meminta belaian manja jika jam sudah menunjukkan pukul lewat dari setengah sepuluh malam. Permintaan benda panjang itu tidak banyak, dia  hanya minta dibelai pada titik on off nya. Dengan satu belaian, benda panjang yang selalu mengeluarkan hawa panas pada setiap inci tubuhnya beranjak diam. Setelah selesai merasakan belaian tanganku dan ia sudah puas mendesah, benda panjang itu pun akan tertidur. Selalu begitu. Itu menjadi kegiatan rutinku setiap akan menjelang pergi ke ranjang tidur ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar