Tiba-tiba bibir
tipis merah muda dari gadis itu tersinggung sebuah senyuman, mata sipit berbola
hitam kecoklatan terlihat berkaca-kaca. Sekilas, jika melihat ekspresinya ia nampak
bahagia. Tapi jantungnya berdebar, rasa sesak di dalam dada tercekat. Kemudian gadis
itu meletakkan sebuah handphone yang sedari tadi berada di genggaman tangannya.
Mata gadis itu
terpejam. Nampak sebuah foto---seorang laki-laki paruh baya dan seorang wanita
dengan senyum yang menawan nampak serasi
dan bahagia---pria yang berhasil menjinakkan gadis liar tersebut yang sedang
berfoto dengan perempuan lain, istrinya.
Gadis liar itu
akhirnya merasa sakit, dari sekian banyak laki-laki yang berusaha menghampiri
dan berusaha merebut hatinya, nampaknya pria itu yang berhasil menjinakkan hati
gadis liar itu. Tapi yang kemudian ditinggalkan dan memilih perempuan
baik-baik. Perempuan baik-baik yang jauh lebih baik dari seorang gadis liar.
Gadis yang
selalu mengecewakan banyak hati para kaum adam, akhirnya merasakan sakit hati
juga. Rasa sakit gadis itu tertahan. ah bukan, ia berusaha menahan, sebaik
mungkin nunjukkan bahwa ia gadis liar yang sedang baik-baik saja. Tapi sakit
dalam dadanya memberi jawaban, ia telah sakit selama ini dan hari itu rasa
sakitnya sudah tak tertahankan.
Ia berlari
mencari Tuhan, yang katanya adalah Maha Adil, Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha
Penyayang, dan segala sifat ke-Maha-an yang melekat pada-NYA. Ia berlutut dalam diam tanpa kata sedikit pun
yang keluar. Entah tidak ada yang ingin diungkapkan atau sudah tak tahu lagi
harus mengaduh semacam apa agar Tuhan berpihak padanya.
Ia tidak
menangis. Mungkin sedihnya sudah terlalu dalam bahkan dengan tangisan sekalipun
tidak bisa mewakili rasa sakitnya. Setahuku aku mengenal gadis itu benar-benar
liar---sebelum hal ini terjadi---senang dipuji, menyebalkan, menuntut kesempurnaan,
pemarah dan angkuh. Sekarang aku sedang melihat ia dalam keadaan yang kurang
menyenangkan. Nanar. Ia tidak menangis, tapi kondisinya sungguh menyedihkan. Pria
seperti apa yang berhasil merebut hati gadis liar nan angkuh itu? Aku hanya penasaran.
Di dalam diamnya
gadis itu, tiba-tiba mengalun sebuah lagu dari penyanyi terkenal Raisa dengan
tembangnya “Mantan Terindah” yang kemudian keluar sebuah kata dari bibir gadis
liar itu “Tuhan aku ingin sembuh. Sinari hatiku yang temaram ini.”
Ah menyedihkan,
aku tidak ingin mengalami sakit seperti itu, sakit yang bahkan hingga membuat kata-kata
tidak dapat mengungkapkan hal seperti apa yang sedang ia rasakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar