Kamis, 31 Desember 2015

Hati dalam Temaram

Tiba-tiba bibir tipis merah muda dari gadis itu tersinggung sebuah senyuman, mata sipit berbola hitam kecoklatan terlihat berkaca-kaca. Sekilas, jika melihat ekspresinya ia nampak bahagia. Tapi jantungnya berdebar, rasa sesak di dalam dada tercekat. Kemudian gadis itu meletakkan sebuah handphone yang sedari tadi berada di genggaman tangannya.
Mata gadis itu terpejam. Nampak sebuah foto---seorang laki-laki paruh baya dan seorang wanita dengan senyum yang menawan  nampak serasi dan bahagia---pria yang berhasil menjinakkan gadis liar tersebut yang sedang berfoto  dengan perempuan lain, istrinya.
Gadis liar itu akhirnya merasa sakit, dari sekian banyak laki-laki yang berusaha menghampiri dan berusaha merebut hatinya, nampaknya pria itu yang berhasil menjinakkan hati gadis liar itu. Tapi yang kemudian ditinggalkan dan memilih perempuan baik-baik. Perempuan baik-baik yang jauh lebih baik dari seorang gadis liar.
Gadis yang selalu mengecewakan banyak hati para kaum adam, akhirnya merasakan sakit hati juga. Rasa sakit gadis itu tertahan. ah bukan, ia berusaha menahan, sebaik mungkin nunjukkan bahwa ia gadis liar yang sedang baik-baik saja. Tapi sakit dalam dadanya memberi jawaban, ia telah sakit selama ini dan hari itu rasa sakitnya sudah tak tertahankan.
Ia berlari mencari Tuhan, yang katanya adalah Maha Adil, Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan segala sifat ke-Maha-an yang melekat pada-NYA.  Ia berlutut dalam diam tanpa kata sedikit pun yang keluar. Entah tidak ada yang ingin diungkapkan atau sudah tak tahu lagi harus mengaduh semacam apa agar Tuhan berpihak padanya.
Ia tidak menangis. Mungkin sedihnya sudah terlalu dalam bahkan dengan tangisan sekalipun tidak bisa mewakili rasa sakitnya. Setahuku aku mengenal gadis itu benar-benar liar---sebelum hal ini terjadi---senang dipuji, menyebalkan, menuntut kesempurnaan, pemarah dan angkuh. Sekarang aku sedang melihat ia dalam keadaan yang kurang menyenangkan. Nanar. Ia tidak menangis, tapi kondisinya sungguh menyedihkan. Pria seperti apa yang berhasil merebut hati gadis liar nan angkuh itu? Aku hanya penasaran.
Di dalam diamnya gadis itu, tiba-tiba mengalun sebuah lagu dari penyanyi terkenal Raisa dengan tembangnya “Mantan Terindah” yang kemudian keluar sebuah kata dari bibir gadis liar itu “Tuhan aku ingin sembuh. Sinari hatiku yang temaram ini.”
Ah menyedihkan, aku tidak ingin mengalami sakit seperti itu, sakit yang bahkan hingga membuat kata-kata tidak dapat mengungkapkan hal seperti apa yang sedang ia rasakan.